Pribadi yang Berkenan Bagi Tuhan
01.12.00
Banyak orang
salah duga karena menyangka bahwa melayani Tuhan pasti membuat Tuhan
berkenan terhadap diri kita. Padahal, Tuhan lebih berkenan pada pribadi
kita, bukan
pada pelayanan
kita. Pribadi Samuel membuat ia disukai Allah (2:26). Samuel hidup pada
zaman saat penglihatan dan nubuat jarang terjadi di Israel, sehingga ia
belum peka terhadap suara Tuhan dan menyangka panggilan Tuhan sebagai
suara Imam Eli. Panggilan Tuhan terhadap Samuel kontras dengan apa yang
dialami Imam Eli dan keluarganya. Di satu sisi, Allah berkenan atas
Samuel yang masih muda. Di sisi lain, Allah murka terha- dap Imam Eli
dan keluarganya. Ironisnya, setelah diberitahu Imam Eli bahwa yang
memanggilnya adalah Tuhan, justru r- man Tuhan berisi nubuat penghukuman
bagi keluarga Imam Eli yang berdosa di hadapan Tuhan. Terhadap berita
penghukuman itu, Imam Eli bersikap pasrah, “Dia TUHAN, biarlah
diperbuat- Nya apa yang dipandang-Nya baik” (3:18).
Sangat
disayangkan jika seorang yang setiap hari melayani di rumah Tuhan justru
dihukum Tuhan karena membiarkan dosa anak-anaknya dan tidak memarahi
mereka (3:13). Tuhan tidak mau hamba-hamba-Nya meremehkan dosa.
Sementara Imam Eli menerima konsekuensi dosanya, Samuel justru tum- buh
menjadi pribadi yang berkenan dan disertai Tuhan. Mem- biarkan dan
meremehkan dosa adalah kekejian serius di mata Tuhan. Banyak orang
Kristen yang sering mengabaikan dan meremehkan dosa. Firman Tuhan
mengingatkan kita bahwa imam yang melayani pun dihukum Tuhan karena
meremehkan dosa. Tuhan serius saat berurusan dengan dosa. Jadilah
pribadi yang berkenan kepada Tuhan dengan membangun kepekaan terhadap
godaan dosa dalam hidup Anda. [FI]
1 Samuel 3:19
0 komentar