Peka Terhadap Dosa
18.26.00
Ketidakberesan
seseorang secara rohani akan tercermin dalam tutur kata dan tindakannya
yang tidak peka terhadap dosa. Hal ini terlihat jelas dalam diri Raja
Saul yang membuat
keputusan tanpa
mencari kehendak Allah. Begitu mendengar terjadinya kegentaran di kemah
pasukan Filistin karena Allah, Saul (yang semula berencana meminta
petunjuk Tuhan) langsung memimpin peperangan melawan bangsa Filistin
untuk membalas dendam (14:18-19). Ia berambisi untuk mengembalikan
kepercayaan rakyat Israel atas dirinya. Ambisi ini mem- buatnya
mengucapkan sumpah atau kutukan yang melarang seorang pun makan sesuatu
sebelum matahari terbenam tanpa alasan yang jelas (14:24). Hal ini
merugikan pasukan Israel dan akhirnya membuat rakyat berbuat dosa
(14:33). Ambisi tersebut membuat imam harus mengingatkan Saul untuk
meminta petunjuk Allah lebih dulu. Meskipun Saul akhirnya bertanya
ke- pada Allah, namun tidak ada kon rmasi dari Allah (14:36b-37).
Karena merasa
diri benar dan curiga atas diamnya Allah, Saul meminta imam untuk
membuang undi guna menentukan siapa yang salah. Ternyata sumber
masalahnya adalah bahwa Yonatan telah meminum madu hutan karena tidak
mengetahui sumpah ayahnya. Sekalipun demikian, karena pembelaan rakyat,
Yonatan dibebaskan dari hukuman. Akan tetapi, Saul tidak pernah merasa
bahwa dirinyalah yang berdosa terhadap Allah.
Orang yang
menjauh dari Allah tidak akan peka terhadap dosa. Ia bisa peka terhadap
kesalahan orang lain, tetapi tidak peka terhadap diri sendiri. Ia
menganggap dirinya baik-baik saja dan benar, sampai kehancuran dirinya.
Periksalah kerohanian Anda agar Anda tidak terperosok ke dalam berbagai
dosa yang menghancurkan diri sendiri tanpa Anda sadari. [FI]
1 Samuel 15:22b
0 komentar