Kehancuran Babel
22.56.00
Pada zaman
Yesaya, bagian Selatan daerah Babel disebut “tepi laut” karena letaknya
dekat teluk Persia. Bila ayat 1 dibandingkan dengan ayat 9, jelas bahwa
yang dimaksud de-
ngan “padang
gurun di tepi laut” adalah Kerajaan Babel yang di- nubuatkan akan
mengalami serangan dahsyat dari orang Elam dan orang Madai yang datang
secara mendadak dan cepat— seperti wanita yang hendak
melahirkan—sehingga membuat Kerajaan Babel runtuh seperti tersapu oleh
angin puting beliung yang datang dari padang gurun (21:1-3). Dalam
Daniel 5:28, orang Madai dan orang Elam disebut sebagai orang Media dan
orang Persia. Bagi Yesaya, penglihatan tentang hancurnya Ba- bel ini
menggelisahkan (Yesaya 21:4). Ironisnya, bangsa Babel tidak menyadari
datangnya bahaya yang sedang mengancam mereka. Orang Media dan Persia
menyerbu saat Belsyazar— raja Babel terakhir—sedang berpesta (Daniel
5:30).
Kenyamanan sering
membuat manusia kehilangan kewaspadaan. Di Indonesia, para pejabat
korup yang kaya raya dan hidup nyaman bisa mendadak tertangkap tangan
dan selanjutnya harus hidup secara amat terbatas dalam penjara.
Celakanya, orang Kristen pun sering kali lalai untuk berdoa saat keadaan
aman tenteram. Bila Tuhan mengizinkan umat- Nya menghadapi ancaman
bahaya, mungkin hal itu merupakan peringatan agar kita sadar bahwa kita
memerlukan pertolongan Tuhan. Oleh karena itu, perintah Tuhan Yesus agar
umat-Nya berjaga-jaga dan berdoa merupakan perintah yang selalu rele-
van sepanjang masa. Apakah Anda menyadari bahwa apa yang terjadi di
negara kita dan juga dalam hidup kita dipengaruhi oleh doa? [P]
Yesaya 21:5
0 komentar